Kamis, 06 April 2017

Rangkuman Elektronika Telekomunikasi

Amplifier Linier, Amplifier kelas C dan Multipliers Frekuensi
Ada dua tipe dasar power amplifier digunakan dalam pemancar  yaitu Amplifier linier dan Amplifier kelas C.  Amplifier linier memiliki sinyal output yang identik dengan sinyal inputnya, atau dengan kata lain sinyal outputnya merupakan replika dari pembesaran sinyal input. Jadi, amplifier linier menghasilkan sinyal output dengan daya yang lebih besar dari pada sinyal inputnya.
Amplifier linier terdiri dari kelas A, AB, dan B. Kelas-kelas itu mengindikasikan bagaimana amplifier itu berbias. Penguat kelas A menjadi bias ketika berada di daerah aktif sehingga bekerja terus-menerus. Bias diatur sedemikian mungkin sehingga input memvariasikan arus collector untuk melebihi daerah linier transisitor. Kadang-kadang amplifier kelas A disebut dapat menghasilkan 360 derajat gelombang sinus masukannya. Kelas A sangat linier, tetapi sangat tidak efisien sehingga hanya menghasilkan penguatan daya yang kecil
Penguat kelas B menjadi bias ketika berada di daerah cut off, sehinga tidak ada arus collector mengalir dengan masukan nol. Transistor hanya mengerjakan setengah dari sinyal input, dengan kata lain amplifier kelas B hanya menghasilkan 180 derajat dari sinyal sinus masukan. Oleh karena itu, amplifier Kelas B biasanya terhubung dalam rangkaian push-pull dimana satu transistor menguatkan masing-masing setengah dari sinyal input (sinyal positif dan sinyal negatif).
Penguat kelas AB menjadi bias ketika berada di dekat daerah cut off dengan beberapa aliran arus collector. Amplifier kelas AB menghasilkan sinyal output lebih dari 180 derajat tetapi lebih kecil dari 360 derajat dari sinyal inputnya. Amplifier kelas AB menghasilkan linieritas lebih bagus dari pada kelas B, tetapi dengan efisiensi yang lebih rendah.
Penguat kelas C menjadi bias ketika berada melampaui daerah cut off. Amplifier kelas C bekerja untuk 90 derajat dan 180 derajat dari gelombang masukan. Amplifier Kelas B dan kelas C merupakan kelas yang paling efisien karena arus mengalir hanya untuk sebuah bagian dari sinyal input, tetapi kelas C adalah yang paling efisien. Tetapi diantara keduanya terdapat distorsi pada sinyal input, suatu teknik khusus digunakan untuk menghilangkan ditorsi tersebut. Seperti pada kelas B beroperasi dengan menggunakan rangkaian push-pull, dan kelas C menggunakan resonansi LC. Amplifier kelas C paling disarankan untuk digunakan diantara tipe RF amplifier lainnya, karena kelas C paling tinggi tingkat efisiensinya (diatas kelas A dan kelas B)

Ciri Khas Dari Rangkaian Receiver
Bagian terpenting dari sebuah system komunikasi adalah Receiver yang berada di paling depan dari system komunikasi . Pada bagian depan biasanya terdiri dari penguat RF, mixer dan rangkaian tuned .  Bagian tersebut merupakan bagian dari receiver yang berfungsi memproses sinyal masukkan yang sangat lemah.
Pada kebanyakan di rangkaian receiver komunikasi , penguat RF tidak digunakan karena kemampuannya yang hanya mampu untuk frekuesni yang rendah yaitu dibawah 100 MHz. Penggunaan RF amplifier pada frekuensi rendah  guna menaikkan sinyal amplitude  yang akan dimixing.
Bagian lain yang tak kalah penting  dari superheterodyne receiver  adalah penguat IF. Pilihan untuk menggunakan penguat IF  tergantung dari desain receiver yang akan digunakan. Untuk pemilihan penggunaan  penguat IF akan ada kompromi akan bagus pemilihan dan stabilnya, dimana dapat mendapatkan hasil terbaik pada frekuensi rendah dan penolakan good image  yang sangat bagus digunakan jika diaplikasikan ke frekuensi yang tinggi
Salah satu cara untuk berhadapan dengan sinyal yang besar adalah dengan menggunakan rangkaian AGC. AGC (Automatic Gain Control) adalah system umpan balik yang mengatur gain dari penerima tergantung dari sinyal amplitude yang diterima . hasil dari penggunaan AGC pada rangkaian receiver menghasilkan luasnya ruang lingkup penangkapan sinyal. Rangkaian AGC menerima sinyal dari output dari penguat IF maupun atau output  dari demodulator dan penyearah menjadi dc.
AFC ( Pengkontrol frekuensi otomatis) adalah  rangkaian dengan  sistem umpan balik yang mirip dengan AGC yang biasa digunakan pada frekuensi tinggi. Penggunaan AFC disebabkan untuk menjaga LO di frekuensi. Karena pada frekuensi dibawah 100 MHz, kestabilan oscillator terjadi permasalahan oleh karena itu penggunaan LO di superheterodyne receiver diperlukan.
Penerima dalam sebuah system komunikasi untuk menerima sinyal dari SSB atau CW (kode morse) yang mempunyai sebuah oscillator didalamnya yang berfungsi untuk mengembalikan informasi yang terpancar merupakan kegunaan dari sebuah rangkaian beat frequency oscilator (BFO). Ragkaian tersebut biasa dirancang dekat dengan IF dan diaplikasikan menuju demodulator bersama dengan sinyal IF yang berisi modulasi.

Jawaban Soal
Self-Test (Chapter 6)
1. oscillator
2. continuous-wave, CW
3. crystal oscillator
4. buffer
5. drivers
6. final
7. speech-processing
8. frequency multipliers
9. mixer
10. linear
11. class C
12. AM, SSB
13. class C
14. A, B, AB
15. 27
16. 360
17. true
18. push-pull
19. 90, 150
20. pulses
21. tuned or resonant circuit
22. 60, 85
23. harmonics
24. frequency multipliers
25. 2.3.4.5 = 120 ; 120 (1,5) = 180 MHz
26. 28 (1,8) = 50,4 W
Self-Test (Chapter 7)
42. 1,36
43. shot, transit-time
44. false
45. true
46. noise figure
47. microwave
48. 48,464
49. 49. distortion
50. 50. high
51. RF amplifier, mixer
52. true
53. gain, selectivity, noise
54. MESFET or GASFET, gallium arsenide
55. IF
56. tuned circuits
57. mutual inductance
58. under, over, optimum, critical
59. limiter
60. cutoff, saturation
61. collector current
62. 100
63. automatic gain control
64. IF
65. rectifier, IF amplifier or detector
66. decrease
67. increase
68. constant-current source
69. control gate
70. automatic volume control
71. diode detector
72. reduced
73. local oscillator
74. demodulator
75. voltage-variable capacitor
76. squelch
77. audio, noise
78. tone, squelch
79. SSB, CW

Tidak ada komentar:

Posting Komentar